1.
Kasus pada tahun 2008 = KASUS
FLORENCE SIHOMBING – SI RATU SPBU Awalnya wanita bernama Florence Sihombing mengunggah status
yang menghina Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).Florence menyebut Yogya tolol dan dia mengajak
teman-temannya agar jangan tinggal di Kota Pelajar itu. Hal itu dijadikan
status akun jejaring sosial Path-nya.“Jogja
miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau
tinggal Jogja,” tulis Florence.
Setelah dilaporkan ke Polda DIY oleh sejumlah komunitas di
Yogyakarta, Florence bersama pengacaranya, Wibowo Malik mendapatkan undangan untuk
melakukan klarifikasi dan dipertemukan dengan pihak pelapor untuk melakukan
upaya perdamaian. Sayangnya upaya tersebut gagal. Menurut Ryan Nugroho
perwakilan dari Reptil RO Yogyakarta yang melaporkan Florence, upaya perdamaian
tersebut ditolak karena mereka menilai Florence tidak melakukannya dengan
tulus.
“Kami menolak karena terlihat Florence dan kuasa hukumnya tidak tulus, kita
bisa lihat gesture tubuhnya, bagaimana dia bicara,” kata Ryan, Sabtu
(30/08).
Selain itu dalam pembicaraan mereka, Ryan menilai bahasa yang diucapkan oleh
kuasa hukum Florence tidak seperti meminta maaf tetapi menyuruh.“Bahasanya itu seperti menyuruh kami mencabut laporan, lho kita harus tahu
siapa yang salah, bahasanya tidak seperti itu, makanya kami tidak respek,” ujarnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Penasehat hukum Florence, Wibowo Malik SH,
membenarkan jika ada upaya perdamaian. Namun pihaknya menolak jika dikatakan
tidak tulus meminta maaf. “Kami sudah dengan setulus hati meminta maaf, bahkan ketika mereka meminta permintaan maaf secara langsung, kami lakukan itu, sebelumnya sudah lewat media pun begitu,” kata Wibowo. Dalam perdamaian tersebut pihaknya juga merasa dijebak. Saat itu menurut Wibowo, mereka datang untuk melakukan klarifikasi, namun pada kenyataannya Florence langsung di periksa dan di BAP. “Undangannya klarifikasi, tapi ini tadi malah di BAP, makanya klien kami menolak untuk menandatangani BAP,”tegasnya.
2.
Kasus pada tahun 2009 = Kasus
Prita Mulyasari vs Omni International Salah satu peristiwa yang cukup menyita perhatian masyarakat
baik dari golongan ekonomi menengah kebawah hingga ekonomi menengah keatas
yaitu kasus yang membelit seorang ibu yang bernama PRITA MULYASARI ,peristiwa
yang terjadi pada 3 juni 2009 hingga akhir desember 2009 lalu mengenai keluhan
prita sebagai pasien pada RS.OMNI INTERNASIONAL melalui surat elektronik(email)
kepada sahabatnya pada bulan agustus 2008 ini ternyata mendapat tuntutan baik
perdata maupun pidana dari pihak rs.omni internasional kepengadilan negeri
tangerang,banten. Kepolisian mengenakan Pasal 310 dan Pasal 311 dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) tentang pencemaran nama baik kepada Prita namun saat
kasusnya dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, dakwaannya
ditambahkan dengan Pasal 27 Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.
Kasus penahanan yang menimpa Prita Mulyasari memunculkan
gelombang protes serta dukungan dari para blogger, praktisi teknologi
informasi, hukum, hingga para politisi, dan pejabat negara. Sampai tanggal 5
Juni 2009 dukungan terhadap Prita di Facebook hampir mencapai 150 ribu anggota,
begitu pula dukungan melalui blog yang disampaikan para blogger terus bertambah
setiap harinya. Kasus ini kemudian banyak menyedot perhatian publik yang
berimbas dengan munculnya gerakan solidaritas “Koin Kepedulian untuk
Prita”. Beberapa kalangan menilai Prita
tidak layak ditahan serta hanya menjadi korban penyalahgunaan Undang-undang
Informasi dan Transaksi Elektronik, tak kurang pula Megawati Soekarnoputri ikut
menilai Prita merupakan korban neoliberalisme. Besarnya dukungan serta
simpatisan atas kasus ini membuat Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono,
meminta penjelasan dari Kapolri dan Jaksa Agung, serta meminta seluruh jajaran
penegak hukum untuk memperhatikan rasa keadilan dalam masyarakat dalam
menjalankan tugas.
3.
Kasus pada tahun 2010 = Si
Penghina Perayaan Nyepi di Bali Nama Nando Irawansyah M’Ali menjadi terkenal bukan karena
prestasinya melainkan aksi yang kontroversial menghina perayaan nyepi lewat
akun Facebook miliknya. Kasus hujatan ini kembali terulang setelah sebelumnya
pernah terjadi pada 2008 lalu. Adapun isi tulisan pada statusnya yaitu ‘bener2 fuck nyepi sialan se goblok ne, q jadi
gak bisa nonton ARSENAL maen,, q sumpahin acara gila nyepi semoga tahun depan
pasa ogoh2 terbakar semua yang merayakan,, fuckkkk you hindu’. Dari akun
FB-nya, terlihat dia merupakan seorang fans fanatik dari Arsenal, klub Liga
Premier Inggris. Setelah mendapat tanggapan dan hujatan sejumlah rekan-rekannya
baik orang Bali maupun non Bali, Nando langsung menghapus akun hujatan yang
dibuatnya. Itu dilakukan setelah dirinya menjawab dengan kata ‘Asyek bentar lagi Q jadi artis’. Sementara
itu, mendapat kecaman dari masyarakat Bali, Nando malah tertawa senang dan
menganggap dirinya sebentar lagi jadi artis, dan seolah-olah dia tidak bersalah
atas kelakuannya yang bisa saja menyakiti pemeluk agama Hindu di Bali. Menyadari
aksi hujatannya diliput media nasional dan bikin heboh di Bali. Nando tampaknya
nasibnya tak ingin seperti Florence Sihombing di Yogyakarta. Akhirnya, dia minta maaf lewat Facebook, namun
akun sosial medianya tersebut sekarang ditutupnya.
4.
Kasus pada tahun 2011 = Alanda
dan Kasus Bank Century Alanda mencurahkan isi hatinya di blog pribadinya , Selasa
(8/2/2011), terkait kasus Century yang ikut membelit ibunya. "Curhatan
Alanda kemudian ramai diperbincangkan di situs microblogging Twiiter. Simpati
dunia maya mengalir untuknya, Alanda
menceritakan ibunya yang terjerat kasus Century, Ibu Alanda ( Arga Tirta Kirana). Kepala
Divisi di Bank Century dituntut penjaran 10 tahun penjara dan denda Rp 10
miliar. Padahal ibunya, hanya kepada divisi di bank itu, hidupnya pun tak
mewah. Alanda kemudian membandingkan dengan Gayus yang divonis 7 tahun dan
denda Rp 300 juta. Robert Tantular hanya dituntut hukuman penjara 8 tahun.
5.
Kasus pada tahun 2012 = Jatuhnya
Pesawat Sukhoi Pada 9 Mei 2012 pesawat SSJ 100 dengaan nomor penerbangan RA
36801 yang dioperasikan Sukhoi Civil Aircraft Company melakukan penerbangan
promosi dari Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma (Bandara HPK).
Penerbangan yang mengalami kecelakaan adalah penerbangan kedua pada hari itu. Penerbangannya
direncanakan menggunakan aturan terbang secara instrumen atau instrument flight
rules (IFR) pada ketinggian 10.000 kaki selama 30 menit dengan bahan bakar yang
mampu menerbangkan pesawat selama empat jam. Wilayah yang diizinkan untuk
penerbangan ini adalah area Bogor. Aleksandr Yablontsev yang bertindak sebagai
pilot memiliki asumsi bahwa penerbangan tersebut telah disetujui untuk terbang
ke arah radial 200 HLM VOR sejauh 20 Nm. Pada pukul 14.20 WIB, pesawat tinggal
landas dari landasan 06 Bandara HPK, kemudian berbelok ke kanan hingga
mengikuti radial 200 HLM VOR, dan terus naik sampai di ketinggian 10.000 kaki. Berdasarkan
waktu yang tercatat di Flight Data Recorder (FDR), pada pukul 14.32 lewat 26
detik WIB, pesawat menabrak tebing Gunung Salak pada radial 198 dan 28 NM HLM
VOR dengan ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut. Saat kejadian, pesawat
berada di sekitar Gunung Salak yang memiliki ketinggian sekitar 2.000 meter
dari permukaan laut. Pada pukul 14.50 WIB petugas Jakarta Approach menyadari
bahwa pesawat SSJ 100 telah hilang dari layar radar. Tidak ada bunyi peringatan
sebelum lenyapnya titik target pesawat dari layar radar. Pada 10 Mei 2012 atau
sehari kemudian, Basarnar berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Semua
awak pesawat dan penumpang meninggal dalam kecelakaan ini serta pesawat dalam
kondisi hancur.
6.
Kasus pada tahun 2013 =
Meninggalnya Ustad Jefri Al Buchori Uje meninggal dunia dalam usia 40 tahun pada tanggal 26 April
2013 dalam sebuah kecelakaan tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan,
pada pukul 2 waktu setempat. Ia menabrak pohon setelah kehilangan kendali atas
Kawasaki ER-6n bernopol B 3590 SGQ yang sedang dikendarai. Ia sempat dirujuk ke
Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Fatmawati, namun nyawanya tidak
tertolong.[11][12] Selanjutnya, jenazah Uje dibawa ke rumah duka di Perum Bukit
Mas, Jalan Narmada III, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Ustadz Jeffry
dimakamkan di TPU Karet Bivak, Tengsin, Jakarta Pusat setelah sebelumnya
disalatkan di Masjid Istiqlal.
7.
Kasus pada tahun 2014 = Sinetron
Morgan Oey dan Nikita Willy Digugat Pihak Korea Sinetron Morgan Oey dan Nikita Willy berjudul Kau yang
Berasal dari Bintang menghilang dari layar kaca. Sinetron yang tayang di salah
satu stasiun televeisi swasta di Indonesia itu memang tengah menjadi sensasi.
Bukan karena pemainnya atau jalan ceritanya yang unik, melainkan isu plagiat
yang menempel di Kau yang Berasal dari Bintang. Sinetron tersebut dilaporkan
sama persis dengan drama Korea berjudul Man Drom The Star atau You Who Come
From The Star yang tayang di stasiun televisi Korea SBS. Beberapa adegan drama
Korea Man From The Star dengan sinetron Morgan Oey memiliki beberapa kemiripan.
au yang Berasal dari Bintang baru tayang sebanyak 3 episode. Namun menimbulkan
reaksi yang sangat hebat di dunia maya, termasuk kritikan pedas karena dinilai
menjiplak drama yang diperankan Kim Soo Hyun. Selain itu, sinetron tersebut
rupanya telah terdengar hingga pihak Korea. Kau yang Berasal dari Bintang
dilaporkan akan dituntut pihak produksi Man From The Star yaitu SBS. "Untuk
menghindari polemik berkepanjangan, stasiun televisi ini segera berkoordinasi
dengan rumah Produksi Sinemart bersama-sama mem-review kembali dan mengevaluasi
sinetron tersebut. Akhirnya stasiun televisi ini menghentikan tayangan dan
tidak akan melanjutkan sinetron Kau Berasal Dari Bintang yang sudah tayang
sebanyak 3 (tiga) episode, mulai 28 hingga 30 April 2014 pukul 19.00 WIB,"
begitu isi siaran pers yang dirilis.
8.
Kasus pada tahun 2015 =
Meninggalnya Olga Shaputra Sebelum meninggal pada 27 Maret 2015, Pada bulan
April 2014, Olga Syahputra mengalami penyakit radang selaput otak yang
sebelumnya dikabarkan Olga terkena kanker hingga dugaan mengalami guna-guna,
ini terlihat dari rasa sakit kepala dan terus menurunnya daya tahan tubuh dari
hari ke hari. Olga sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, lalu karena
keadaan belum membaik, Olga sempat melakukan pengobatan di Jerman, sebelum
akhirnya memutuskan untuk melakukan perawatan di Singapura. Pada 27 Maret 2015,
Olga meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena penyakit
meningitis yang sudah dideritanya. Olga Syahputra telah dua kali dikabarkan
meninggal dunia namun itu hanyalah berita hoax. Trans TV adalah stasiun
televisi pertama yang membuat acara tribute untuk Olga di acara Late Night Show
pada malam itu juga. Televisi yang menayangkan prosesi pemakaman Olga secara
live adalah RCTI dan Trans TV. Dikabarkan bahwa jenazah Olga tidak kaku
walaupun sudah 10 jam. Menurut Ustad Zacky Mirza, jenazahnya juga gemuk,
gondrong, dan tak ada cacat sedikitpun. Wajah mendiang Olga pun juga putih
bersih. Pemakamannya berlangsung ricuh karena banyak orang yang ingin ikut
mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhirnya seperti pemakaman Ustad
Jefri Al-Buchori.
9.
Kasus pada tahun 2016 = Siswi
yang mengaku anak Jendral (Arman Depari) Video seorang remaja putri yang ditilang polisi wanita
menjadi heboh. Hal ini lantaran seorang anak yang mengaku-ngaku sebagai anak
seorang jenderal polisi Arman Depari. Diketahui Irjen Arman Depari merupakan
mantan Kapolda Riau yang saat ini bertugas di Badan Narkotika Nasional sebagai
Deputi Bidang Pemberantasan. Arman juga telah membantah bahwa wanita itu adalah
anaknya. "Anak saya tidak ada perempuan, yang diberitakan itu bukan anak
saya. Tiga orang anak saya laki-laki dan tinggal di Jakarta tidak ada di Kota
Medan," katanya kepada wartawan, Rabu (6/4/2016) malam. Diberitakan
sebelumnya Usai melaksanakan Ujian Nasional (UN), para siswa SMA di Kota Medan
menggelar konvoi, Rabu (6/4/2016). Saat konvoi berlangsung, polisi menghentikan
sebuah mobil Honda Brio karena membuka kap belakangnya di Jalan Sudirman dekat
Hotel Polonia. Saat diamankan polisi, penumpang mobil wanita cantik yang masih
berseragam SMA marah-marah kepada Ipda Perida Panjaitan yang hendak menilang. "Oke
Bu, saya tidak main-main ya, saya tandai Ibu. Saya anak Arman Depari,"
katanya dengan menunjuk-nunjuk polwan tersebut. Ipda Perida hanya membalas
kata-kata wanita cantik tersebut dengan kata,"Ia....ia....ok ya...,"
katanya.